Pesenam wanita Olimpiade asal AS yang menginspirasi calon pesenam muda di negaranya

Pesenam wanita Olimpiade asal AS yang memberi inspirasi calon pesenam muda di negaranya

Klub senam wanita AS yang sangat bermacam dalam riwayat akan memulai bertanding minggu akhir ini di Olimpiade, memberi inspirasi pesenam muda pada prosesnya.

Empat dari 5 anggota klub yaitu wanita kulit memiliki warna, menurut USA Gymnastics, yang merasa klub itu sangat bermacam dalam riwayat.

Akan tetapi jauh dari Paris, di Sekolah tinggi Senam James Jones (JJGA) di Jonesboro, Georgia, seluruh orang — dimulai dengan Jones sendiri sampai pesenamnya – berkulit hitam.

Pemilik gym serta pelatih mengucapkan lihat klub Olimpiade yang bermacam tahun ini bertanding di tingkat paling tinggi dalam olahraga di mana ras mereka kurang terwakili yaitu perihal yang memberi inspirasi.

“Itu membikin saya berasa mengagumkan,” kata Jones pada CNN. “Tak ada lagi token. Serta itu bagus. Seluruh orang ada pada sana sebab prestasi mereka, serta seluruh orang udah berusaha giat buat menggapainya. Serta mereka share sorotan.”

Empat anggota Olimpiade Tokyo bakal balik: peraup medali Olimpiade 7x Simone Biles, peraup medali dunia 3 kali serta juara bertahan Olimpiade Suni Lee, peraup medali dunia 7x Jade Carey, serta peraup medali perak klub Olimpiade 2020 Jordan Chiles. Rookie Hezly Rivera, 16, yaitu anggota paling muda dari delegasi Klub USA, menurut USA Gymnastics.

Pesenam wanita Olimpiade asal AS yang menginspirasi calon pesenam muda di negaranya

Pesenam wanita Olimpiade asal AS yang menginspirasi calon pesenam muda di negaranya

Jones mengucapkan ia pun udah lihat impak klub Olimpiade ini kepada pesenam mudanya.

“Ini beri motivasi saya serta memberi inspirasi saya buat bekerja lebih keras,” kata Zuri Norwood. Pesenam bersaing berumur 11 tahun di JJGA. “Apabila saya maju terus serta bekerja lebih keras, jadi saya dapat menjadi yang terhebat. Serta seperti mereka, mereka mesti melintasi banyak cidera serta berbagai hal emosional yang lain.”

“Mungkin rasisme,” kata ibunya, Danielle Saxon-Norwood.

“Ya, rasisme,” Zuri sepakat, “namun mereka sukses menanggulanginya. Serta saya pengin melaksanakan perihal yang serupa.”

‘Segala sesuatunya beralih’
Phoenix Rogers latihan lebih dari pada 20 jam 1 minggu di gymnya di Chicago. Rogers, yang punya ibu berkulit hitam serta ayah berkulit putih. Mengucapkan pada CNN kalau lihat klub Olimpiade jadi wakil bermacam ras berasa “memiliki kekuatan.”

“Buat semuanya pesenam di luar, apa saja warna kulit Anda, itu tidaklah terlalu penting. Semua sesuatunya beralih – dan dalam soal paling kecil sekalinya – namun bertambah ringan buat beberapa orang yang bukan kulit putih buat sampai ke tujuan mereka,” kata Phoenix pada CNN.